SEJARAH SINGKAT
Krisan merupakan tanaman bunga hias berupa perdu dengan sebutan lain Seruni atau Bunga emas (Golden Flower) berasal dari dataran Cina. Krisan kuning berasal dari dataran Cina, dikenal dengan Chrysanthenum indicum (kuning), C. morifolium (ungu dan pink) dan C. daisy (bulat, ponpon). Di Jepang abad ke-4 mulai membudidayakan krisan, dan tahun 797 bunga krisan dijadikan sebagai simbol kekaisaran Jepang dengan sebutan Queen of The East. Tanaman krisan dari Cina dan Jepang menyebar ke kawasan Eropa dan Perancis tahun 1795. Tahun 1808 Mr. Colvil dari Chelsa mengembangkan 8 varietas krisan di Inggris. Jenis atau varietas krisan modern diduga mulai ditemukan pada abad ke-17. Krisan masuk ke Indonesia pada tahun 1800. Sejak tahun 1940, krisan dikembangkan secara komersial.
varietas bunga crysantonium
Bunga krisan berasal dari Asia dan Timur Laut Eropa. Banyak sekali hibrida dan ribuan kultivar dikembangkan untuk tujuan holtikultura, dan menghasilkan krisan dengan berbagai macam variasi warna. Menurut US National Chrysanthemum Society, Inc , Krisan mekar dibagi 13 bentuk yang berbeda, yang sesuai dengan sistem klasifikasi internasional.
crysanthemum
crysanthemum
Minggu, 10 November 2013
JENIS-JENIS BUNGA CRYSANTHENUM
jENIS TANAMAN
Klasifikasi botani tanaman hias krisan adalah sebagai berikut:
Divisi : Spermathophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Famili : Asteraceae
Genus : Chrysanthemum
Species : C. morifolium Ramat, C. indicum, C. daisy dll
Klasifikasi botani tanaman hias krisan adalah sebagai berikut:
Divisi : Spermathophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Famili : Asteraceae
Genus : Chrysanthemum
Species : C. morifolium Ramat, C. indicum, C. daisy dll
MANFAAT BUNGA CRYSANTHENUM
MANFAAT TANAMAN
Kegunaan tanaman krisan yang utama adalah sebagai bunga hias. Manfaat lain adalah sebagai tumbuhan obat tradisional dan penghasil racun serangga. Sebagai bunga hias, krisan di Indonesia digunakan sebagai:
Bunga pot : Ditandai dengan sosok tanaman kecil, tingginya 20-40 cm, berbunga lebat dan cocok ditanam di pot, polibag atau wadah lainnya. Contoh krisan mini (diameter bunga kecil) ini adalah varietas Lilac Cindy (bunga warna ping keungu-unguan), Pearl Cindy (putih kemerah-merahan), White Cindy (putih dengan tengahnya putih kehijau-hijauan), Applause (kuning cerah), Yellow Mandalay (semuanya dari Belanda).Krisan introduksi berbunga besar banyak ditanam sebagai bunga pot, terdapat 12 varitas krisan pot di Indonesia, yang terbanyak ditanam adalah varietas Delano (ungu), Rage (merah) dan Time (kuning).
Bunga potong Krisan : Ditandai dengan sosok bunga berukuran pendek sampai tinggi, mempunyai tangkai bunga panjang, ukuran bervariasi (kecil, menengah dan besar), umumnya ditanam di lapangan dan hasilnya dapat digunakan sebagai bunga potong. Contoh bunga potong amat banyak antara lain Inga, Improved funshine, Brides, Green peas, Great verhagen, Puma, Reagen, Cheetah, Klondike dll.
Kegunaan tanaman krisan yang utama adalah sebagai bunga hias. Manfaat lain adalah sebagai tumbuhan obat tradisional dan penghasil racun serangga. Sebagai bunga hias, krisan di Indonesia digunakan sebagai:
Bunga pot : Ditandai dengan sosok tanaman kecil, tingginya 20-40 cm, berbunga lebat dan cocok ditanam di pot, polibag atau wadah lainnya. Contoh krisan mini (diameter bunga kecil) ini adalah varietas Lilac Cindy (bunga warna ping keungu-unguan), Pearl Cindy (putih kemerah-merahan), White Cindy (putih dengan tengahnya putih kehijau-hijauan), Applause (kuning cerah), Yellow Mandalay (semuanya dari Belanda).Krisan introduksi berbunga besar banyak ditanam sebagai bunga pot, terdapat 12 varitas krisan pot di Indonesia, yang terbanyak ditanam adalah varietas Delano (ungu), Rage (merah) dan Time (kuning).
Bunga potong Krisan : Ditandai dengan sosok bunga berukuran pendek sampai tinggi, mempunyai tangkai bunga panjang, ukuran bervariasi (kecil, menengah dan besar), umumnya ditanam di lapangan dan hasilnya dapat digunakan sebagai bunga potong. Contoh bunga potong amat banyak antara lain Inga, Improved funshine, Brides, Green peas, Great verhagen, Puma, Reagen, Cheetah, Klondike dll.
Sabtu, 05 Oktober 2013
crysanthemum
Tanaman hias
khususnya krisan mempunyai peluang pasar
yang menjajikan, terkait dengan kebutuhan pasar yang sangat luas selain pasar
eksport juga pasar local, maupun antar pulau, jarak antar kabupaten relatif
dekat dengan kondisi jalan baik, sehingga memberikan keuntungan produk akan
lebih segar sampai tujuan. Dilain pihak petani telah memiliki keterampilan
sehingga lebih mudah untuk memotivasi menjadi petani tanaman hias yang andal.
Menurut data statistic tanaman hias Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi
Bali dari tahun 2005 -2007 terus mengalami peningkatan ( 2005 = 14.909 tangkai,
2006= 49.783 tangkai dan 2007=59.587 tangkai)
Pengembangan tanaman hias khususnya di desa
Pancasari akan menumbuhkan sentra produksi baru, dan peningkatan kesadaran
masyarakat pada rasa estitika, juga akan
memberikan dampak positif bagi masyarakat untuk meningkatkan pendapatan
keluarga. Selama ini di Pancasari telah
berkembang beberapa tanaman hias yang
sudah adaptif dengan kondisi agroklimat setempat serta berpeluang pasar yang
menjajnjikan untuk kepentingan pariwisata. Yang menjadi kendala karena budidaya
yang dilakukan secara konvensional menyebabkan kualitas bunga dan kontinyuitas
pasar tidak bisa dipenuhi. Disamping itu permasalahn yang dihadapi dalam
pengembangan tanaman hias : terbatasnya penyediaan benih unggul yang dibutuhkan
petani, ketersediaan air terutama pada lahan kering pada musim kemarau,
permodalan petani terbatas, skala usaha realtif kecil, kualitas produk yang
rendah dan kurangnya sarana dan parasana yang dimiliki untuk menunjang tuntutan
pasar, serta cenderung sulitnya produk-produk local menembus Hotel.
Pancasari yang berada diketinggian kurang
lebih 1200 dari permukaan laut, kadang-kadang mengalami kondisi alam yang
ekstrim, yang kurang menunjang bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang
dibudidayakan pada alam terbuka. Untuk menunjang tutuntutan pasar dan agar bisa
bersaing maka diperlukan system budidaya dengan Green House, sehingga kualitas yang diinginkan pasar dapat
terjamin, karena tanaman yang dibudidayakan dapat terlindung dari pengaruh
iklim yang kurang menguntungkan, serta tanaman dapat berproduksi sepanjang tahun.
Dengan berkembangnya pariwisata,
tidak saja yang dibutuhkan komoditi yang bisa dikonsumsi oleh wisatawan. Tetapi
juga produk yang memberikan estitika seperti Bunga, padahal sebelum
berkembangnya produk-produk diatas desa ini pernah sebagai penghasil bunga Lily
Putih yang terkenal, bahkan dengan bunga ini petani mampu menghidupi keluarganya. Sekarang mulai
sedikit demi sedikit bunga lily mulai dikembangkan oleh petani dan adanya
bantuan dari Pemerintah untuk mengembalikan kejayaan bunga tersebut jangan sampai
punah. Selain bunga tersebut petani
mulai melirik jenis-jenis bunga
lain yang dibutuhkan pasar
seperti : Gerbbera, Sedap Malam, Gladiol, Anthurium, Cala lily, Babys Breth, Pikok
dan Krisan, serta jenis bunga daun seperti Philodendron, Leather Leaf, Ruskus,
Italian Leaf, Crisdoren, Cordenia dan jenis lainnya.
Salah satu bunga yang telah
berkembang pesat di desa ini dan telah diusahakan secara komersial oleh
beberapa petani adalah Krisan, hal ini terkait dengan peluang pasar yang cukup
cerah serta kondisi iklim yang sangat sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan
tanaman ini dan disisi lain kebutuhan tanaman ini cukup besar, dan sementara
masih sebagian besar dipasok dari luar Bali.
Menurut data Statistik Produksi Tanaman Hias, Dinas
Tanaman Pangan Provinsi Bali, terjadi peningkatan produksi bunga krisan sebagai
bunga potong dari tahun 2005-2007 seperti : 14.909 tangkai tahun 2005, 49.783
tangkai tahun 2006 dan 59.587 tangkai di tahun 2007. Lebih lanjut dinyatakan
produksi bunga krisan tidak menyebar diseluruh kabupaten kota di Bali, tapi
hanya ada di tiga kabupaten yaitu Buleleng, Tabanan dan Karangasem dengan
produksi masing-masing : 39.775 tangkai, 19.509 tangkai dan 2.940 tangkai. Dari data tersebut kabupaten Buleleng
merupakan daerah yang paling berpotensi untuk pengembangan tanaman krisan dan
menjadi peluang yang menjanjikan bagi petani untuk menyediakan bunga krisan
sebagai bunga potong. Sedangkan disatu
sisi peluang pasar cukup menjajikan karena serapan pasar untuk kebutuhan
florist yang ada di Bali Khususnya Denpasar sekitar kurang lebih 36.000 tangkai
per hari, sedangkan kemampuan petani di
kabupaten Buleleng khususnya di desa Pancasari
baru mampu berproduksi sekitar 184.500 tangkai per tiga bulan atau rata-rata per hari baru
bisa memasok 2.000 tangkai, sehingga baru sebagain kecil kebutuhan konsumen
yang bisa dipenuhi oleh petani penanam krisan.
Dan hal ini merupakan peluang yang cukup menjanjikan bagi bunga potong
krisan untuk dikembangkan, serta dapat dijadikan komoditi handalam dikemudian
hari, disamping secara geografis daerah ini mendukung untuk agroklimatnya.
Langganan:
Postingan (Atom)